19 September 2012

Menghargai Hak Dasar Anak

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak pun memiliki hak dasar atau hak asasi manusia. Seorang anak juga memiliki keinginan dan hasrat untuk bisa berkembang dan beraktifitas sesuai dengan harapannya. Tugas orangtua adalah membimbing dan mengarahkannya, bukan melarang atau membatasi. Kesalahan yang sering dilakukan oleh orangtua terkait pelanggaran HAM terhadap anak diantaranya adalah pelarangan dan pengintimidasian.

Contoh sederhana pelanggaran HAM terhadap anak: Ketika anak susah makan, sewajarnya orangtua akan merasa khawatir, namun terkadang bertindak berlebihan. Misalnya saja memarahinya, menakutinya, atau bahkan memukulnya.

Awas!!! Kalau tidak makan nanti digondol syetan.
Perkataan simple seperti diatas untuk menakuti-nakuti si anak supaya mengikuti apa yg orangtua mau, adalah salah menurut saya. Hal ini akan mempengaruhi psikologi si anak ketika sudah besar nanti. Memori anak sangat kuat dan masih bersih. Jadi ketika di jejali pemikiran yang kurang baik seperti diatas, maka memorinya akan selalu mengingatnya sampai dewasa. Inilah salah satu faktor terjadinya phobia.

Solusi dari masalah ini adalah dengan mengalihkan perhatian si anak. Bisa saja dengan alternative mengganti jatah makannya dengan hal-hal yang biasanya si anak sukai. Misalnya saja diganti dengan roti atau makanan padat lainnya yang banyak mengandung energi. Solusi lainnya mungkin dengan memberikan achievment kepada si anak. Contoh: Ayo nak makan! Kalau makan ini habis, nanti kita pergi jalan-jalan.

Buatlah perasaan si anak senang, maka hampir dipastikan semua yang kita inginkan akan dilakukan si anak tanpa memerlukan kekerasan.

No comments:

Post a Comment