01 November 2012

Cara Mengontrol Balita Supaya Menjadi Penurut

Bagi siapapun seorang anak adalah sumber inspirasi yang tiada terbatas. Terlebih di usia BALITA, seorang anak bisa berimajinasi setinggi-tingginya. Namun terkadang ada kelakuan anak yang sulit diatur dan sering menguji kesabaran orangtuanya dengan berbagai macam cara. Tidak memerhatikan dan mendengar ucapan orangtuanya adalah salah satu kelakuan yang terkadang membuat jengkel.

Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya orangtua mengandalkan ancaman atau hukuman agar anak menuruti apa yang orangtua mau. Sifat egois anak lebih tinggi dari siapapun, hal ini wajar karena merupakan pembentukan karakter. Namun jika hal ini dibiarkan, bisa saja si anak menjadi pemilik karakter yang salah yang bisa menjadi masalah di masa depan.


Sebenarnya bukan tanpa sebab, si kecil tidak mendengarkan apa yang Anda ucapkan. Perilaku tersebut dilakukannya karena dia mencari perhatian orangtuanya. Oleh karena itulah sebaiknya jangan langsung memarahi anak ketika mereka tidak juga mendengarkan omongan Anda. Cobalah untuk mulai mengajarinya untuk memerhatikan dan mendengarkan ketika Anda ajak bicara.

Ada banyak cara yang dapat orangtua lakukan untuk mengajarkan balita keterampilan untuk mendengar. Leidermen mengatakan bahwa tidak ada batasan usia kapan seorang anak harus belajar mendengar. Anda bisa memulainya sejak dini.
Sejajarkan Posisi Dengan Anak
Usahakan bisa bertatap mata dengan anak ketika menasihati atau berbicara dengan anak. Hal ini bisa dilakukan dengan mensejajarkan posisi anda ketika berbicara. Jongkok atau angkat anak anda supaya posisinya sejajar dengan anda. Hal ini cenderung lebih efektif untuk mengajarkan anak bagaimana cara mendengarkan yang baik.

Utarakan Pesan dengan Jelas
Katakan pesan Anda dengan jelas, simpel, dan penuh otoritas. Anak-anak akan bosan, keluar dan meninggalkan topik pembicaraan yang Anda bahas dengannya jika apa yang dibicarakan sudah terlalu panjang bagi mereka. Sangat membingungkan bagi si kecil untuk menangkap arti dari pesan panjang yang bertele-tele. Misalnya Anda mengatakan, "Akhir-akhir ini sering hujan, kamu juga sedang sakit, jadi pakai jaketmu saat kita pergi belanja". Akan lebih efektif jika anda cukup mengatakan , "Ayo pakai jaketmu". Usahakan Anda tidak mengucapkan hal-hal yang bisa membuatnya bisa bernegosiasi jika anak sebenarnya tidak mempunyai pilihan. Misalnya "Masuk ke mobil sekarang, oke sayang?" Tetapi langsung saja katakan "Ayo saatnya masuk ke mobil."

Konsisten Dengan Apa yang Telah Diucapkan
Segera tunaikan janji anda ketika anda sudah mengatakannya. Dalam hal ini anda harus memberi contoh dan membimbing anak anda supaya lebih efektif. Misalkan ketika anda menyuruh menutup pintu dan si anak tidak mendengarkan, sebaiknya anda genggam tangannya dan ajak anak anda untuk bersama-sama menutup pintu. Memarahinya karena tidak menuruti anda tidak akan efektif karena anak mempunyai sifat egois yang tinggi.

Perkuat Pesan Yang Anda Sampaikan
Ketika Anda menyampaikan sesuatu kepada anak, lakukanlah dengan menambahkan kegiatan lain untuk menekankannya. Misalnya ketika mengatakan, "Sudah waktunya tidur", berikan isyarat visual seperti jentikan jari anda dan matikan saklar lampu. Demonstrasikan pesan Anda misalnya dengan menuntunnya ke tempat tidurnya, menarik selimut, dan menepuk-nepuk bantalnya. Pending semua kegiatan atau aktivitas anda meskipun itu sangat penting.

Instruksi yang RealistisAnak selalu asyik dengan apa yang dia sukai, hindari memerintah langsung ketika si anak sedang asyik dengan aktivitasnya. Contoh ketika si anak sedang bermain dengan mainannya, maka dia akan sulit untuk menghentikan permainannya. Lebih baik jika anda mengalihkan perhatiannya. Misalnya "Ayo, yang bisa memasukan boneka ke keranjang mainan akan dapat hadiah".

Motivasi Anak Anda
Berteriak mungkin berfungsi pada beberapa anak. Namun, tidak ada seorang anak pun yang akan menikmati proses tersebut. Kebanyakan anak-anak akan lebih mendengarkan jika Anda menyampaikannya dengan diselingi lelucon. Misalnya, jika Anda menyampaikannya dengan suara yang konyol ataupun jika Anda menyampaikannya sepeti lagu.

Anda dapat mengatakan kepada mereka, "Ini saatnya untuk sikat gigi," dengan nada lagu "London Bridge". Dan selipkan kata - kata yang bertujuan untuk mematuhi perintah di atas dengan aturan-aturan yang konyol. Misalnya "Setelah menyikat gigi, kamu boleh memakai gaun favoritmu." Cara ini lebih menyenangkan dibandingkan dengan ucapan, "Sikat gigimu atau gigimu akan bolong," atau malah "Sikat gigimu SEKARANG!". Dan jangan lupa untuk memujinya ketika mereka sudah menyikat giginya dengan baik.

Rasa humor yang baik, kasih sayang dan kepercayaan Anda ketika menyampaikan sesuatu kepada merekalah yang akan membuat anak mau mendengarkan karena mereka mengetahui bahwa orangtuanya menyanyangi dan menganggap mereka spesial. Ini adalah aspek yang paling penting ketika orangtua menyampaikan hal-hal yang membutuhkan ketegasan. Memberikan instruksi yang tegas ataupun penuh dengan otoritas bukan berarti Anda harus menjadi orang yang pemarah. Pesan tersebut akan menjadi lebih kuat jika Anda menyertainya dengan pelukan atau senyuman. Jadi anak belajar bahwa memperhatikan Anda adalah sesuatu yang berharga.

Beri Contoh Yang Baik
Anak-anak usia pra sekolah akan menjadi pendengar yang baik jika ia tahu bahwa orangtuanya juga pendengar yang baik. Dengarkan anak sebagaimana Anda ingin mereka melakukan hal yang sama terhadap Anda. Tatap ia ketika berbicara, berikan jawaban yang sopan, biarkan anak bicara hingga selesai tanpa mengiterupsi pembicaraannya. Meskipun misalnya ia berbicara sangat panjang ketika Anda sedang memasak dan sangat cerewet, cobalah untuk tidak pergi dan meninggalkannya.

No comments:

Post a Comment